++++++++++++++++
+++++++++++++++++++++
Ada hal menarik yang bisa dicermati dari terjadinya musibah-musibah di Jakarta terutama banjir.
Disaat nyaris seluruh warga Jakarta tertimpa musibah banjir, Ahok dan para pendukungnya justru melakukan tindakan kontra empati. Alih-alih memberi bantuan moral dan finansial dengan mendatangi para korban atau mempermudah proses birokrasi dalam pengurusan klaim asuransi, Ahok dan pendukungnya malah sibuk membela diri dan menyerang warga Jakarta yang sedang tertimpa musibah.
Di media sosial, para pendukung Ahok sibuk menyerang setiap orang yang mengeluhkan bencana banjir. Sempit pikir mereka juga tak berhenti sampai di situ. Mereka bahkan meributkan hal-hal yang tidak substansial seperti menyerang netizen yang mengeluhkan banjir, namun tidak berdomisili di Jakarta. Hal yang sangat naif, mengingat pendukung Ahok tersebut juga belum tentu memiliki KTP Jakarta.
Yang membuat banyak netizen bertanya-tanya adalah, tidak bisakah Ahok menggerakkan para pendukungnya untuk berhenti melakukan penyerangan di dunia maya dan memulai gerakan di dunia nyata, membantu meringankan beban korban banjir. Sebab dari hari ke hari serangan yang dilakukan oleh pendukung Ahok justru bisa menjadi boomerang bagi elektabilitas Ahok menjelang Pilgub 2017.
Bila mereka mampu menyewa booth di mall senilai puluhan juta, tak bisakah mereka membuat posko-posko banjir yang pasti akan meringankan beban warga?
Bisa dibayangkan akan betapa bersyukurnya warga DKI bila mengetahui Ahok dan para pendukungnya bergerak cepat mengatasi banjir di Jakarta. Masalahnya, hingga saat ini tindakan di dunia nyata itu hanya sebatas retorika alias mimpi di siang bolong.
Para pendukung Ahok di media sosial malah lebih senang mengutak-atik dan mempermalukan seorang perempuan dengan kata-kata yang jauh dari kepatutan hanya untuk mengalihkan perhatian publik dari persoalan banjir yang tak mampu diselesaikan oleh Ahok. Sungguh sebuah tindakan yang sangat-sangat tidak etis dan kontraproduktif dengan hal yang sedang diperjuangkan Ahok, kursi DKI 1.
Jadi tolong berhentilah sejenak dan bantulah warga yang mengalami musibah di dunia nyata. Atau setidaknya, jika tak sanggup berbuat di dunia nyata, tunjukkan empati dengan tidak memperburuk situasi dengan kicauan, postingan, dan komentar yang hanya menunjukkan betapa rendahnya kualitas pendukung Ahok.
Sumber : portapiyungan.com
++++++++++++++++++++++++++
Disaat nyaris seluruh warga Jakarta tertimpa musibah banjir, Ahok dan para pendukungnya justru melakukan tindakan kontra empati. Alih-alih memberi bantuan moral dan finansial dengan mendatangi para korban atau mempermudah proses birokrasi dalam pengurusan klaim asuransi, Ahok dan pendukungnya malah sibuk membela diri dan menyerang warga Jakarta yang sedang tertimpa musibah.
Di media sosial, para pendukung Ahok sibuk menyerang setiap orang yang mengeluhkan bencana banjir. Sempit pikir mereka juga tak berhenti sampai di situ. Mereka bahkan meributkan hal-hal yang tidak substansial seperti menyerang netizen yang mengeluhkan banjir, namun tidak berdomisili di Jakarta. Hal yang sangat naif, mengingat pendukung Ahok tersebut juga belum tentu memiliki KTP Jakarta.
Yang membuat banyak netizen bertanya-tanya adalah, tidak bisakah Ahok menggerakkan para pendukungnya untuk berhenti melakukan penyerangan di dunia maya dan memulai gerakan di dunia nyata, membantu meringankan beban korban banjir. Sebab dari hari ke hari serangan yang dilakukan oleh pendukung Ahok justru bisa menjadi boomerang bagi elektabilitas Ahok menjelang Pilgub 2017.
Bila mereka mampu menyewa booth di mall senilai puluhan juta, tak bisakah mereka membuat posko-posko banjir yang pasti akan meringankan beban warga?
Bisa dibayangkan akan betapa bersyukurnya warga DKI bila mengetahui Ahok dan para pendukungnya bergerak cepat mengatasi banjir di Jakarta. Masalahnya, hingga saat ini tindakan di dunia nyata itu hanya sebatas retorika alias mimpi di siang bolong.
Para pendukung Ahok di media sosial malah lebih senang mengutak-atik dan mempermalukan seorang perempuan dengan kata-kata yang jauh dari kepatutan hanya untuk mengalihkan perhatian publik dari persoalan banjir yang tak mampu diselesaikan oleh Ahok. Sungguh sebuah tindakan yang sangat-sangat tidak etis dan kontraproduktif dengan hal yang sedang diperjuangkan Ahok, kursi DKI 1.
Jadi tolong berhentilah sejenak dan bantulah warga yang mengalami musibah di dunia nyata. Atau setidaknya, jika tak sanggup berbuat di dunia nyata, tunjukkan empati dengan tidak memperburuk situasi dengan kicauan, postingan, dan komentar yang hanya menunjukkan betapa rendahnya kualitas pendukung Ahok.
Sumber : portapiyungan.com
Bukannya Bantu Ahok Perbaiki Banjir, Pendukung Ahok Sibuk Ngebully Lawan Politik di Media Sosial
4/
5
Oleh
Cintya Cinta